BincangSyariah.Com – Problematika rumah tangga merupakan suatu keadaan yang sering terjadi diantara masyarakat. Ketidaksesuaian antara pasangan suami istri, seringkali menimbulkan konflik, perselisihan dan pertikaian antara keduanya. Konflik yang terjadi terkadang melibatkan orang tua dari masing-masing pasangan. Lantas, wajibkah mentaati orangtua dalam persoalan rumah tangga?
Dalam literatur kitab klasik, dijumpai beberapa keterangan yang menjelaskan mengenai kewajiban anak untuk tetap mentaati orang tuanya, selama orang tua tidak menyuruh melakukan perbuatan syirik atau maksiat. Termasuk juga dalam permasalahan duniawi seperti konflik yang terjadi antara pasangan.
Sebagaimana dalam firman Allah SWT dalam surat Luqman, ayat 15 berikut,
وَاِنْ جَاهَدٰكَ عَلٰٓى اَنْ تُشْرِكَ بِيْ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِى الدُّنْيَا مَعْرُوْفًا ۖوَّاتَّبِعْ سَبِيْلَ مَنْ اَنَابَ اِلَيَّۚ ثُمَّ اِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَاُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ
Artinya : “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”
Berdasarkan penjelasan ayat diatas ulama mengklasifikasi hukum patuh terhadap orang tua. Patuh terhadap orang tua itu terkadang dihukumi wajib, yakni apabila orang tua memerintahkan melakukan perkara-perkara wajib.
Adalakanya patuh itu dihukumi haram, yakni ketika orang tua memerintahkan untuk melakukan kekufuran atau perbuatan maksiat, dan terkadang melaksanakan perkara sunnah itu lebih baik darpada patuh terhadap orang tua, dengan syarat tidak menyakiti hati orang tua tersebut.
Sebagaimana dalam kitab Tafsir al-Wasith, juz 3, halaman 2024 berikut,
دلت الآيتان على الأمر ببر الوالدين، ثم حكم الله بأن ذلك لا يكون في الكفر والمعاصي لأن طاعة الأبوين لا تراعى في ارتكاب كبيرة، ولا في ترك فريضة عينية، وتلزم طاعتهما في المباحات. ويستحسن في ترك الطاعات الندب، ومنه المشاركة في الجهاد الكفائي، وإجابة الأم في الصلاة مع إمكان الإعادة، وذلك في حال خوف الهلاك عليها ونحوه مما يبيح قطع الصلاة.
Artinya : “Dua ayat berikut menunjukkan terhadap perintah untuk berbakti kepda orang tua, kemudian Allah menghukumi bahwasa seseorang dilarang taat kepada orang tua dalam hal kekufuran dan perkara maksiat, karena taat kepada orang tua tidak berlaku dalam mengerjakan dosa-dosa besar, tidak juga dalam meninggalkan persoalan fardu a’in, dan wajib mentaati orang tua dalam perkara wajib.
Terkadang lebih baik melaksanakan perkara sunnah daripada patuh kepada orang tua, termasuk juga untuk mengikuti jihad yang telah cukup orangnya, menjawab panggilan ibu ketika sholat sekalipun masih mungkin untuk mengulang sholat, hal tersebut apabila khawatir sholat menjadi batal dan semisal yang lain dari beberapa perkara yang membolehkan memutus sholat. ”
Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa seorang anak tetap diwajibkan untuk mentaati orang tuanya, selama tidak menyuruh untuk melakukan perbuatan syirik atau maksiat. Termasuk juga dalam permasalahan duniawi seperti konflik yang terjadi antara pasangan.
Demikian penjelasan mengenai wajibkah mentaati orangtua dalam persoalan rumah tangga?. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam. [Baca juga: Hukum Menyerahkan Zakat Pada Anggota Keluarga]
Terkait
Desain Rumah Kabin
Rumah Kabin Kontena
Harga Rumah Kabin
Kos Rumah Kontena
Rumah Kabin 2 Tingkat
Rumah Kabin Panas
Rumah Kabin Murah
Sewa Rumah Kabin
Heavy Duty Cabin
Light Duty Cabin
Source link