BincangSyariah.Com – Rujukan menulis kisah kewalian Habib Ja’far al-Kaff sudah banyak didokumentasikan baik dalam buku dan laman internet. Namun, penulis merasa tertarik untuk menuliskan salah satunya. Rujukannya dari kisah yang diceritakan Habib ‘Umar Muthohhar di salah satu video yang ditayangkan NU Online.
Belum lama ini Habib Ja’far meninggal, pada 1 Januari 2021 di Samarinda, Kalimantan Timur. Kabarnya, beberapa bulan sebelumnya beliau yang memang dikenal sering berkeliling ke berbagai tempat untuk membantu orang sejak lama, sudah memberikan isyarat dengan ingin tinggal di Samarinda. Ingin di dekat tempat Guru Sekumpul, kabarnya begitu.
Di kalangan masyarakat Kudus dan masyarakat secara umum, Habib Ja’far dikenal sebagai wali majdzub. Sosok yang dekat kepada Allah namun melakukan hal-hal yang tidak masuk akan secara zahir. Situs laduni.id misalnya mendokumentasikan sejumlah kisah kewalian Habib Ja’far. Yang juga terkenal, menjelang pemilihan umum tahun 2019, beliau ketika diminta berceramah kerap mengulang-ulang dengan mengatakan “Jokowi dadi meneh, ping pindo, Indonesia Aman” (Jokowi jadi lagi, dua kali (jadi presiden), Indonesia Aman.”
Terkait kisah yang diceritakan Habib Umar Muthohhar, beliau menceritakan bahwa suatu ketika beliau pernah ingin berangkat ceramah ke Purwokerto. Lalu, Habib Ja’far bilang ingin ikut beliau, dan memilih duduk di belakang. Padahal mobil yang digunakan adalah mobil jenis Jeep Jimny yang agak kurang nyaman jika duduk di belakang.
Singkatnya, ketika ingin melewati jalan semestinya menuju Purwokerto, Habib Ja’far yang juga sejak awal meminta duduk di depan malah mengarahkan ke jalan lain. Habib Umar hendak bertanya namun merasa sungkan karena Habib Ja’far, beliau memilih untuk mengikuti keinginan Habib Ja’far. Jalan selanjutnya menuju arah banyak pohon dan tiba di sebuah kompleks pemakaman di Bergota, Semarang. “Ada yang nangis ini, minta tolong” kata Habib Ja’far mengatkan kepada Habib Muthohhar.
Lalu mereka turun. Habib Ja’far kembali mengatakan sesuatu yang tidak mudah langsung dipahami orang biasa. Ia mengatakan kalau “ini yang nangis. Kasihan orang ini, disiksa oleh malaikat,” menunjuk kepada kuburan yang ternyata kuburan no-muslim. Habib Ja’far menyuruh Habib Umar untuk membacakan kalimat syahadat di kuburan tersebut. Habib Umar mengikuti saja apa yang diminta Habib Ja’far.
Dengan memegang pekuburan tadi, ia membacakan kalimat syahadat. Setelah itu beliau kemudian membacakan sejumlah doa. “Saya sudah tidak pakai akal. Saya sudah mengibaratkan ini seperti perintah Nabi Khidir kepada Nabi Musa saja.” Habib Ja’far kemudian saat ditanya di dalam mobil setelah mendatangi makam tersebut menyatakan “nanti dia akan mengabari teman-temannya, kalau masuk Islam itu bakal selamat, tidak akan dipulkuli malaikat.”
Habib ‘Umar kemudian melanjutkan ceritanya, beliau masih merenung apa maksud pernyataan Habib Ja’far. Tapi, sekitar sepanjang 40 hari setelah peristiwa itu, menurutnya ada sekitar 18 orang yang ada saja datang ke rumahnya, atau diarahkan oleh pengurus masjid tertentu, ke rumah beliau karena ingin masuk Islam.
“Percaya tidak percaya, hampir setiap hari 1-2 orang datang mengatakan ingin masuk Islam. Dan saya tidak ada yang mengenal satupun dari orang tersebut. ” Habib ‘Umar kemudian mengingat pernyataan Habib Ja’far dan mencoba menanyakan. Habib Ja’far menjawab “Ya itu, yang di makam itu ngasih tahu teman-temannya, kalau masuk Islam itu enak.”
Terkait
Desain Rumah Kabin
Rumah Kabin Kontena
Harga Rumah Kabin
Kos Rumah Kontena
Rumah Kabin 2 Tingkat
Rumah Kabin Panas
Rumah Kabin Murah
Sewa Rumah Kabin
Heavy Duty Cabin
Light Duty Cabin
Source link